VALAS.news – Baru-baru ini, Fitch Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia untuk mata uang asing maupun lokal, yang sebelumnya dari BBB- menjadi BBB+ dengan outlook stabil.
Sehingga dengan kenaikan peringkat ini, akan berpotensi mendorong lembaga pemeringkat lainnya mendongkrak peringkat utang Indonesia seperti Moody’s dan Standard & Poors (S&P).
Karena, dengan kenaikan rating yang diberikan oleh Fitch dipercaya akan memberikan sentimen positif tentang kemampuan Pemerintah Indonesia yang lebih baik dalam hal memenuhi kewajibannya membayar utang.
Dengan asumsi, kenaikan peringkat utang ikut memperlihatkan tentang risiko investasi yang terus turun jika berinvestasi di Indonesia. Maka dari itu, keadaan ini akan mampu menarik lebih banyak dana investor global masuk ke Indonesia.
Kemudian, jika dana investasi asing sudah berhasil ditarik masuk ke dalam negeri, secara otomatis akan memberikan efek positif ke sektor keuangan seperti perbankan. Karena perbankan merupakan darah perekonomian nasional.
Sehingga, saat sentimen kondisi ekonomi makro sudah lebih stabil, dana asing dipastikan akan mengalir masuk ke pasar finansial lebih dahulu, contohnya saham atau obligasi.
Setelah itu, dana asing akan mulai mengalir ke berbagai sektor, misalnya bidang riil dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI). Dan membahas tentang FDI, ada beberapa sektor bisnis yang paling banyak diminati investor asing yaitu sektor primer, sektor sekunder dan tersier.
Untuk sektor bisnis primer, investor asing paling senang di sektor bisnis perkebunan, termasuk pertambangan paling diminati. Di sektor sekunder, industri bisnis makanan jadi yang paling diminati oleh asing. Terakhir, sektor tersier, ada industri gas, listrik, dan air jadi favorit investor global.
Dan, jika lebih detail lagi ke saham pilihan ada saham PT. Bukit Asam, Tbk (PTBA) yang menjadi top picks. Diikuti sektor basic industry, seperti saham PT. Barito Pacific, Tbk (BRPT).